You can replace this text by going to "Layout" and then "Edit HTML" section. A welcome message will look lovely here.
RSS

Kamis, 17 Februari 2011

Tugas B. Indonesia

                         morning all  (udah siang) haha.. langsung aja dah, gua mau public postingan gua nihh. sebelumnya, tujuan gua ngeposting ini tuh iseng2 doang gua bikin cerpen cuma tugas dari bu wiwik kalo masalah nilai gua gatau tuh gua dapet berapa. cerpen gua ini udah dibukuin sama tim penyusun. tim penyusunnya itu....... gue ga apal. oke lanjut ae dah judulnya "Ada Kenyamanan Di balik Kerusuhan"


Pada Saat liburan kenaikan kelas 8 telah tiba, pertanda aku akan berpisah dengan teman sewaktu aku kelas 7. Entah kenapa aku tidak merasa bersedih atau lain sebagainya.

*****
            Hmmm, tak terasa padahal aku baru saja tes masuk SMPN 5 yang favorite itu, tapi sekarang aku duduk di kelas 8, sayangnya aku sedang sakit dan aku tidak tau aku menempati kelas berapa. Aku cuma berharap kalau aku dapat menempati kelas yang anak- anaknya asik, tidak harus pintar- pintar. Seru dan asikpun sudah cukup bagiku.
            Karena aku sedang sakit, aku mencoba untuk membuka situs jejaringan social salah satunya adalah ‘facebook’ (karena pada saat itu, hanya itu yang aku punya) tujuanku hanya ingin mengetahui informasi teman- temanku. Dan informasi yang aku dapat teman- temanku ada yang menempati kelas 8.4, 8.5, 8.6, 8.7, 8.8, dan 8.9. mengapa aku tidak menyebutkan 8.1, 8.2 dan 8.3? ya, karena sudah jelas teman- temanku tidak ada yang menempati kelas tersebut.
            Terdiam sejenak, tiba- tiba ponselku bergetar pertanda ada pesan singkat masuk alias sms. Aku mencoba untuk untuk membuka dan isinya adalah “zka, lo dapet kelas 8.8”
Hening….
Aku mencoba menghela napasku kemudian membalas pesan singkat itu
            Terkadang aku berpikir dan bertanya- tanya sendiri “kenapa aku masuk kelas 8.8, kelas yang terkenal kenakalannya, kelas yang terkenal kerusuhannya, kelas yang terkenal dengan……?”  berulang- ulang aku bertanya seperti itu 



            Empat hari sudah, aku mengambil jatah libur yang seharusnya pada saat itu sudah harus masuk. Aku datang dengan memakai seragam rapi beserta tas ranselkun berwarna pink. Aku juga melihat suasana yang sangat berbeda.
            Ketika aku masuk ke kelas terdengar ramai suara teman- teman terutama anak cowonya. Aku tak mengerti apa maksudnya, aku berpikir  mungkin mereka kangen padaku (PLAAAAK!!! Pedenya aku) hahaha.. karena udah gak ada tempat lagi terpaksa aku duduk sama orang yang gak aku kenal. Kamipun berkenalan, ternyata nama dia Ephin hoho..
            Di 8.8 aku melihat satu – satu teman baruku dengan jeli. Dan ternyata…… sangatlah suram. Samping kanan ada memet alias febrian samping kiri ada herma dan di depan ku ada sigit. Mataku hanya tertuju pada mereka, mereka semua adalah biang kerusuhan dimana guru- guru sering menegur mereka. Mengetahui hal itu, aku langsung menelan ludah saking tak menyangkanya.
            Esoknya aku pindah duduk  jadi sama Mutia gara- gara Raina kebetulan gak masuk. Aku berbincang- bincang tentang 8.8. pertama aku membahas tentang walikelas. Kata Mutia , wali kelas 8.8 itu bu Yani (guru bahasa Indonesia) yang katanya sih, kalau ngajar sambil cuhat (wowww!!) . aku juga bertanya- tanya mengenai struktur organisasi 8.8 dari mulai KM  alias Ketua Murid  sampai sie- sie lainnya. Huh, semua ini gara gara sakit jadi aku ketinggalan deh.
            Tak lama kemudian , bu Yani masuk ke kelas dan memberi pengarahan. Dan satu kalimat yang keluar dari mulut beliau bisa berulang- ulang sampai dua kali lebih. Si Mutia sampai ngumpetin kepalanya kedalam tas.. yap, mungkin dia bosan . hahaha.. meskipun begitu, beliau itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa hehe..
            Beberapa hari kemudian, aku mulai menyesuaikan diri dan berkenalan dengan teman- teman. Tak hanya itu, aku juga merasakan kerusuhan di 8.8. aku sempat berpikir baru – baru aja sudah rusuh apalagi kalau nanti- nanti hem. Ternyata benar dugaanku baru masuk saja sudah kena bp gara- gara ketahuan main kartu disaat jam pelajaran terutama anak cowoknya , belum lagi kalau guru sedang ngajar pasti gara- gara 8.8 sedang bercanda pasti deh guru tersebut gak betah ngajar kelas aku. Entah bercandanya kelewatan, atau lain sebagainya.
                        Dan pada suatu hari, bu Yani menyuruh kita untuk membuat kelompok drama.  “wah, pasti sangat seru”  pikirku dalam hati. Karena masing – masing ketua harus maju, jadi aku harus mencari salah satu orang yang akan maju. Akhirnya, aku milih Yolan. “satu kelompok terdiri dari 8 orang dan nomor kelompok akan di kocok” teriak bu Yani.
                        Seusai, pemilihan ketua dan anggota masing- masing, Yolan berkata padaku dan teman- teman perempuan lainnya “eh, gimana ni, kelompok kita suram abis ada sigit memet yang lainnya sih mendingan” tak lama kemudian Raina yang kebetulan sekelompok dengan ku menjawab “ gapapa, seru kali bakalan rame kalo kerja kelompok” aku sendiri menyetujui perkataan Raina.  Yolan pun mulai membahas topic lain dan berkata “eh, tadi masa kata bu Yani , memet kalo bisa di jadiin pembatu atau yang nyapu- nyapu gitu wkkw” kami sekelompok pun tertawa terbahak- bahak alias NGAKAK.
                        Entah kenapa, aku sangat senang bu Yani menyuruh kami membuat kelompok seperti ini, mungkin karena virsatku berkata kalau kelompok drama ini bakalan seru.
                        Pagi pagi sekali anak cowoknya bertanya- Tanya tentang latihan untuk drama kali ini, karena semua pada tau rumah Alfiani kami semuapun menyetujuinya. Ups, aku hampir lupa menyebutkan kelompoku. Kelompokku adalah: Yolan,Raina, Alfiani, Sigit, Memet, Dimas, Galang,Galih. Tepatnya hari Selasa kami latihan untuk drama. Sayangnya, Yolan yang ketua malah berhalangan untuk datang dengan alasan karena di harus les. Tapi no Problem lah yang penting kami bisa latihan.
                        Setelah pulang sekolah aku dan Raina bergegas untuk latihan drama di rumah Alfiani. Karena takut kelamaan aku jadi gak pulang Cuma kerumah Raina minta minum (gak modal) sama nungguin Raina ganti baju. Aku dan Raina pergi ke rumah Alfiani menggunakan sepeda dan seperti biasa raina yang boncengin aku hehe… ketika dalam perjalanan (aseeeek) ponselku bordering pertanda Alfiani menelfonku, aku langsung mengangkatnya “halo, ada pa al?” tanyaku “ anak cowok udah pada kerumah gua, cepetan! Lo dimana? Seru Alfiani “iye, bentar dijalan” jawabku santai tiba- tiba televon di tutup sama Alfiani.
                        Sesampai dirumah Alfiani, aku melihat si Dimas sama si Galang main basket di depan rumah Alfiani ckckckc. Tak lama kemudian Alfiani mempersilahkan kita untuk masuk ke dalam rumahnya. Eh si Galang malah bertanya tentang fotonya Alfiani “itu siapa?” Tanya galang “gua waktu TK” Galang pun membalas omongan Alfiani tersebut  “buseeet, TK aja idungnya udah numbuh wkwkw” Alfianipun  mulai kesal dan berkata “sialan lo” sambil tertawa kecil. Kami sekelompok latihan di lantai dua rumah Alfiani tepatnya diatas naik tangga (???).
                        Ketika ingin memulai latihan, bukannya latihan malah main- main. Ada yang main hp, ada yang main laptop dan ada yang main ulahup milik Alfiani. Alfiani juga membeli makanan ringan untuk kita sekelompok. Rainapun segera membuka isi plastic itu dan berkata padaku bisik- bisik “Alfiani pelit amat ngasi snack yang gopean” akupun hanya tersenyum lebar.
                        Tiba- tiba Alfiani pamit ke kami karena dia harus menjemput mamanya kerumah dan berpesan agar kami tidak berisik. Bukannya kami buat naskah malah main kartu dan ulahup sambil foto- foto. Banyak sekali foto- foto yang kami ambil lumayanlah buat kenang- kenangan. Narsisnya kami bukan main, sampai- sampai menyuruh shaddy (adiknya Alfiani) untuk memotret foto- foto kami, biar keren dikit piala sama medali RT milik Alfiani kami pakai untuk foto- foto. Hmmmm aku sangat menyukai hal ini bahkan aku senang.
                        Mamanya Alfiani pulang, berhentilah kerusuhan kita semua. Alfianipun ke atas untuk mengahampiri kita dan berkata “ih, gua gak di ajak foto” keluh alfiani. Aku langsung menjawab “mampus haha” . karena mamanya Alfiani udah pulang. Kami semuapun bergegas untuk pulang ke rumah masing- masing tapi, masih sempet sempetnya aja foto- foto diluar.
                        Untuk kerja kelompok selanjutnya, kami mengusulkan untuk latihan di rumah Memet dan kali ini ada Yolan dan sayanya gak ada Dimas dan Galang  kurang lengkap lagi deh…
                        Kami sekelompok kerumah Memet dengan menggunakan motor. Dan sesampai di rumah Memet. Kami semua terkejut melihat foto keluarga Memet. Terutama Memet sama adeknya itu bedaaaaaaaaaa bangeeeeet. Ckckck . Setelah itu Memet menyuruh kami untuk latihan di kamar tapi.. tapi.. pintunya bolong jadi terbuka gitu hahaha Raina bertanya “met, lu kalo ganti baju gimana? Hahah” memetpun hanya cengar cengir aja.
                        Beberapa menit kemudian,  pembantunya Memet membawakan kue dan teh botol lalu si Sigit melotot tertuju pada pembantunya Memet terutama pada bodynya. Haha… memang sih, masih muda. Sigit sampai berkata pada Memet “Met, lu yang majikannya apa lu yang pembantunya” canda Sigit kamipun tertawa bersama . Tiba- Tiba terdengar teriakan seseorang ternyata itu mamanya Memet “rian, mau bakso gak?” Memetpun menjawab “mau” Kami semua sangat terkejut mendengar panggilan nama Memet dirumah hahahah dan akhirnya, kami juga ditraktir sama mamanya Memet kamipun makan bakso di rumah Memet.
                        Kejadian yang sebelumnya terulang kembali. Bukannya bikin naskah malah foto- foto malahan lebih parah lagi kita jalan- jalan naik motor dan menyarankan untuk  ke rumah eci padahal Cuma buat mampir- mapir hahaha. Di perjalalnan pulang terjadi hal yang  lucu. Sigit berpura- pura belok kekanan padahal itu kuburan Memet malah ngikutin arah Sigit kamipun tertawa terbahak- bahak karena kepolosan Memet.
                        Latihan telah usai, saatnya kelompok kita tampil. Hahahaha kami tak seperti kelompok lain yang sudah menyiapkan naskah. Kami hanya bisa pasrah, dan semampu kami untuk tampil. Karena kelompok Eci sudah selesai giliran kelompok kami yang tampil. Tanpa pikir panjang, kami  setuju kalau judulnya “Timun Mas” yang diperani sama Sigit. Sebelum Sigit meranin, bu Yani memberi contoh bagaimana peran buto ijo itu sambil mempraktikannya. Kami semua tertawa terbahak- bahak melihat bu yani yang menirukan Buto Ijo.
                        Tak terasa, kelas 9 tinggal terhitung beberapa bulan lagi itu tandanya aku gak bakal bisa merasakan seperti apa yang aku rasakan di kelas 8.
                        Dan pada suatu hari (lagi) ketika ada waktu luang, 8.8 mengadakan permainan jujur atau berani yaaa kami tau kalau itu ngikutin kelas 8.9 tapi apa daya, kami tak peduli hahaha. Permainan dimulai dengan diawali memutar sebuah pulpen  sesuai arahnya ternyata Yoga, Dipe,Fia, Raina dll kena sasarannya secara berurut dan harus memilih 2 kata yaitu JUJUR atau BERANI . ada yang dapet jujur dan ada yang berani. Kamipun juga harus sportif gak boleh curang. Sayangnya, lagi asik- asiknya main bu Yani malah datang kamipun bubar dehh..
                        Oh ya… kami juga pernah loh nyanyi- nyanyi pada saat bu Yani masuk kelas tak hanya itu menyorak beliau saja sering. Hem, aku tau itu tidak sopan tapi itu salah satu kekompakan 8.8.  tak hanya bu Yani saja, pak intartopun pernah kami cengin sama Alfiani alasannya padahal sepele, pada saat itu pak Intarto meminta tolong Alfiani untuk membelikan pulpen dan dari situlah kami cengin pak Intarto  (guru matematika) sama Alfiani. Sejak saat itulah kalau ada pak Intarto dan Alfiani pasti deh anak 8.8 bersorak “cie…cie…” ada yang candid Alfiani dan pak Intarto diam diam pokoknya gila abis dah haha
Hup….
                         Kini aku bisa menjawab pertanyaan yang selama ini aku pertanyakan sendiri, ternyata  kenakalan 8.8 itu membawa hokki begitupun juga kerusuhannya ada kenyaman yang sangat bermakna (oke, ini berlebihan)

            Aku berharap, dikelas 9 aku bisa merasakan masa masa seperti di kelas 8.8.
 bnr bnr kangeeeenn hiks...

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar